UHIBBUKA FILLAH (part 1)
Ketika dokter menvonis penyakitku semakin parah dan harus di opname, kulihat ada yang berubah dari warna mukanya. Tetapi pembawaannya tetap tenang, berdiskusi dengan dokter yang memeriksaku. Entah apa yang mereka bicarakan. Kepalaku sudah sangat pening dan kurasakan tangannya menggenggam tanganku hangat. Kemudian aku tak sadar lagi sampai terakhir kali melihatnya, aku sudah terbaring di ranjang rumah sakit. Ketika bangun, kudapati tanganku perih karena selang infus. Entah hari keberapa semenjak aku tak sadarkan diri. Dia tertidur di samping ranjangku. Sekarang pukul 08.00. Ku lihat Al-Qur'an yang masih terbuka tergeletak di sampingnya. Ku paksakan tanganku untuk mencoba mengelus kepalanya. Dia terjaga. Akupun segera mengalihkan tanganku & memejamkan mataku kembali. Dia bangun dan mencium keningku,
"Beraninya dia mencuri kesempatan di saat aku sakit ! " aku keberatan....sampai aku mendengar bisikan lembutnya " Uhibbuki Fillah" ....Air mataku ingin mengalir tapi tertahan di pelupuk mata.
Dia tak menyadarinya dan bergegas ke kamar mandi. Sepertinya mengambil air wudhu karena setelah itu dia menggelar sajadahnya & segera terpekur dalam sujudnya. Aku memandangnya dan tak tahan untuk berbisik "Uhibbuka Fillah..."
Aku bangun untuk berdiri dan dia dengan sigap mengantarku ke kamar kecil. Dia tersenyum tulus. Tak sadar bibirku juga ikut tersenyum. Mungkin untuk pertama kalinya.
Aku tidak mau di jaga sepanjang hari olehnya. Walaupun dia kelihatan sangat mengkhawatirkanku. Aku bersikeras menyuruhnya pergi bekerja. Berhenti menjagaku dan menghabiskan seluruh waktunya untukku. Dia pun terpaksa pergi dan aku tersenyum penuh kemenangan karna egoku. Tapi dalam hatiku, jujur. Aku rindu setiap menunggu kedatangannya. Aku mulai bisa tertawa dan kadang ingin sekali mendengar guyonan-guyonan ringannya yang terkadang gombal. Terkadang, aku pura-pura tertidur agar dia bisa mencuri mencium keningku ^^. Dan aku tidak keberatan.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar